Semakin Dikejar Semakin Menjauh

-

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Dapat berdiskusi tentang sebuah topik menarik merupakan keseruan tersendiri untuk saya. Minggu kemarin seorang klien mengajukan pertanyaan menarik. “Mas Den, Kenapa sesuatu itu ketika semakin dikejar semakin menjauh ya? Dalam hal uang contohnya, giliran saya kerja ekstra terutama pas lagi butuh-butuhnya malah susah banget dapetnya. Eeh giliran saya sudah pasrah kok malah dateng dengan sendirinya.”

Mendengar hal itu saya tersenyum, teringat bahwa dulu saya pernah merasakan hal yang sama seperti yang klien saya rasakan. Saya kemudian bertanya padanya, “Coba bantu saya bayangkan dan rasakan sejenak rasa yang muncul ketika Anda susah payah mengejar uang. Rasa atau emosi apa yang muncul?”. Ia menjawab, “Stres, gelisah, mungkin depresi”.

Lalu ia saya tanya kembali, “Sekarang coba bantu saya bayangkan dan rasakan jika yang Anda kejar bukan uang, tapi misal fokus memberi manfaat pada orang sesuai bidang dan ranah yang Anda kerjakan. Rasa atau emosi apa yang muncul?”. Ia menjawab, “Senang ketika orang merasakan manfaat dari apa yang saya lakukan, ringan rasanya.”

Hindari Menjadikan Uang Sebagai Tujuan

Jika kita memandang uang sebagai akibat atas apa yang kita lakukan, artinya kita hanya perlu fokus pada tujuan awal kita melakukan profesi, karir, atau wirausaha. Ingat tujuannya bukan uang!

Tujuan itu sesuatu yang esensial, sesuatu yang menjadi landasan kita melakukan apa yang kita lakukan. Misal ketika seseorang membuka bengkel, mungkin tujuannya untuk membantu memudahkan pelanggannya berkendara dengan lebih aman dan nyaman. Lakukan yang harus Anda lakukan. Sediakan teknisi handal, berikan service yang baik, terus promosi, dan terus berkembang. Akibatnya? Anda bisa jawab sendiri.

Dengan fokus pada tujuan kita jauh lebih fleksibel menghadapi realita, tidak terjebak dalam ekspektasi yang berlebih. Kita juga bisa menikmati buah dari tujuan kita bukan hanya sekedar uang, tapi lebih daripada itu. Contohnya, seperti yang disebutkan oleh klien saya. Ia merasakan kesenangan ketika orang merasakan manfaat dari apa yang ia lakukan.

Fokus Memberikan Manfaat

Tenang ini bukan sekedar teori, saya pun mengimplementasikannya dalam keseharian saya. Saya justru merasakan ketika kita fokus memberikan manfaat, rezeki bisa datang dengan sangat berlimpah.

Fokus memberikan manfaat tidak sama dengan mengizinkan diri Anda untuk dimanfaatkan orang lain. Anda tetap bisa menentukan seberapa besar nilai dari layanan, produk, atau bahkan keahlian dan pengalaman yang Anda miliki dalam karir Anda. Sisanya cukup fokus memberikan manfaat, karena orang-orang yang  merasakan manfaatnya akan datang dan membawa peluang yang lebih besar kepada Anda.

Jika fenomena semakin dikejar semakin menjauh masih Anda alami, mungkin sudah saatnya untuk Anda menggeser mindset dan sudut pandang Anda ke arah yang baru. Saya sudah mencobanya, sekarang giliran Anda!

Semoga bermanfaat! 😉

- Advertisement -

Share this article

Deni Heriyana
Deni Heriyanahttps://deniheriyana.com
Mind Consultant & Therapist, Life Coach, co-founder sekaligus penulis di 101mind.com, dan Part-Time Coder.

Recent posts

Popular categories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini