Pada umumnya orang sering terjebak di antara dua sisi yaitu mementingkan produktivitas atau menunda-nunda pekerjaan. Yang mementingkan produktivitas sering berkata “yang penting ACTION!, ACTION!, ACTION! Ayo jangan cuma diam aja pokoknya ACTION aja dulu”. Sementara yang menunda-nunda asik mengulur waktu. Menurut saya, terjebak di antara dua hal seperti ini adalah salah satu cara pandang yang terlalu ekstrem. Seakan pilihan yang ada dibatasi hanya dua saja. –The Art of Doing Nothing.
Wajar jika semakin hari tingkat stress semakin tinggi karena kecenderungannya memaksa untuk produktif (trying too hard) atau kebalikannya mengikuti kemalasan dan berharap segalanya berubah dengan sendirinya. Sebenarnya ada opsi ketiga yang bisa menyeimbangkan yaitu “Far Niente” atau The Art of Doing Nothing, sebuah ide yang dicetuskan Veronique Vienne dalam bukunya yang berjudul “The Art of Doing Nothing“.
The Art of Doing Nothing
Dalam menjalani hidup, tidak selamanya kita bisa melangkah maju. Terkadang sikap wait and see adalah cara yang paling bijak untuk melihat dan merespon keadaan. Berhenti sejenak untuk mencari solusi dari permasalahannya sebelum bisa action lagi.
Hal sederhana seperti itu yang sering terlewatkan. Seringnya orang malah kebablasan. Pilihannya, coba action (doing something) atau tidak melakukan apa-apa sama sekali (doing nothing yang kebablasan).
Analogi yang pas mungkin adalah tentang aturan pengendara saat menghadapi lampu lalu lintas. Merah tandanya berhenti, kuning hati-hati, hijau jalan terus. Coba Anda bayangkan apa yang terjadi jika kita melakukan hal yang terbalik. Merah hajar terus, hijau malah berhenti, kuning tambah kecepatan? Kekacauan? Kecelakaan?
Begitu pula hidup, ada kalanya kita gaspol, ada kalanya kita untuk memperlambat sejenak kecepatan, dan ada kalanya untuk diam. Lebih seimbang demi menjaga fisik dan mental kita.
Vienne dalam bukunya The Art of Doing Nothing menyatakan, tidak melakukan apa-apa (doing nothing) merupakan hal terbaik sebelum berkegiatan. Contohnya, dengan tidak melakukan apa-apa selama 5 – 10 menit di pagi hari sebelum kita beraktifitas. Atau mengisinya dengan sekedar ngopi, nikmati camilan jika ada, sambil rileks menikmati udara pagi. Kita dapat merasakan indahnya pagi, mempersiapkan mood, dan mengisi energi untuk menjalani hari.
Membantu Mengatur Ritme
Momen doing nothing, sangat membantu dalam banyak hal seperti recharge semangat juga energi, mengkondisikan mood, take a break sejenak dari masalah yang ada dan lain sebagainya. The Art of Doing Nothing juga mengajarkan kita untuk lebih being in the moment, hadir utuh sadar penuh agar bisa menikmati hidup.
Nongkrong sejenak ketika ngerasa stuck bukan sesuatu yang sia-sia , atau sekedar berdiam sendiri sambil mendengarkan musik bagi sebagian orang adalah moment yang bisa mengisi semangat. Russel menyatakan, “The time you enjoy doing nothing is not wasted time” (waktu yang kita nikmati ketika tidak melakukan apa-apa bukanlah waktu yang sia-sia).
Agar Anda bisa menangkap lebih jelas saya akan coba beri satu contoh lagi. Nongkrong, orang Indonesia terkenal dengan ungkapan “makan gak makan asal kumpul” oleh karena itu nongkrong adalah salah satu aktivitas populer yang sangat digemari. Banyak pro kontra yang muncul soal nongkrong ini, ada yang bilang cermin malas-malasan, hura-hura, tapi juga ada yang bilang nongkrong mereka sebenarnya produktif, dapat inspirasi hasil sharing ketika nongkrong, jadi lebih semangat, mengembangkan network, atau bahkan make a deal untuk sebuah proyek. Jadi, nongkrong dengan durasi waktu yang “cukup” dapat membantu kita untuk rileks , siap menghadapi tugas/kegiatan/masalah yang telah menunggu, dan manfaat lain nya. Namun, jika berlebihan tentu akan mengakibatkan hal-hal yang berdampak negatif seperti pekerjaan yang menumpuk, hasil pekerjaan yang tidak maksimal atau bahkan kehilangan kepercayaan.
Intinya di tulisan ini saya ingin berbagi pada anda tentang pentingnya KESEIMBANGAN. Tidak perlu ngoyo memaksakan untuk maju, bukan pula menyarankan untuk diam tidak melakukan apapun untuk tujuan bermalas-malasan, tapi memang ada waktunya kita perlu diam sejenak tidak melakukan apapun sebelum melanjutkan melakukan sesuatu. Dengan begitu tingkat stress akan jauh lebih bisa kita manage, hidup akan jauh lebih indah. 😉