Dear, tidak ada yang menjamin hidupmu akan baik-baik saja, begitupun dengan hidup anakmu. Umumnya anak di Indonesia dapat dikatakan dewasa dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri pada usia ke 21, tapi mereka tidak serta merta menjadi dewasa dalam satu hari saat menginjak usia ke 21 itu bukan?
Saat ini, banyak sekali anak yang walaupun sudah dewasa masih menggantungkan kehidupan pada orangtuanya, bukan mereka tidak mampu bekerja atau cacat. Selain itu, saya juga sering melihat kondisi orangtua yang berkecukupan, memberi semua yang anak inginkan, fasilitas yang lebih dari orang lain, namun setelah dewasa anak-anak mereka tidak bekerja, berebut harta warisan dll. Ngeri tapi begitulah beberapa kondisi yang ada.
That’s why ada beberapa hal krusial yang perlu diajarkan pada anak dan menjadikannya pembiasaan, agar pada saat kondisi terburuk sekalipun terjadi anakmu mampu “survive”.
- Mengenal Tuhan
Sebelum kita bahas poin lainnya, mengenal Tuhan sejak dini adalah hal terpenting menurut saya. Pemahaman agama dan mengenal Tuhan dapat membentuk karakter yang baik bagi anak untuk masa depannya.
- Keuangan
Karena uang adalah hal penting bagi kehidupan maka ajarkan konsep keuangan pada anak sejak dini, mulai dari menabung sebagian uang jajannya, menabung untuk membeli barang yang ia inginkan, menghargai sesuatu yang kita beli untuknya. Anak harus mengerti bahwa perlu bekerja untuk mendapatkan uang, dan jangan lupa mengajarkan anak untuk menghindari hutang.
- Problem solving
Setiap anak harus memiliki kemampuan problem solving, tentu saja kita sebagai orangtua perlu mengajarinya dengan baik. Kemampuan problem solving bertujuan untuk membantu anak mengatasi persoalan / permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kecil, ajarkan anak mengatasi permasalahan ketika ia berebut mainan dengan temannya, memahami aturan permainan yang belum ia pahami, menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Jika mereka terbiasa menyelesaikan permasalahannya sendiri, percayalah kemampuan ini akan terus berkembang seiring ia bertambah dewasa.
- Kemampuan beradaptasi
Anak perlu memiliki kemampuan beradaptasi karena perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak bias dihindari. Kemampuan beradaptasi ini mencakup ranah kognitif dan emosional. Melatih kemampuan adaptasi anak dapat dimulai dari orangtuanya sendiri bagaimana orangtua bersikap ketika sesuatu terjadi diluar yang direncanakan. Be flexible, rutinitas itu baik tapi sesekali membuatnya lebih fleksibelpun perlu. Belajar dari kegagalan, biarkan anak memahami kondisi gagal untuk mencapai keberhasilannya.
- Keinginan belajar
Jadikan belajar sebagai habit untuk anak anda, bukan suatu keterpaksaan. Seseorang yang senang belajar adalah orang yang mampu mewujudkan apa yang ia inginkan, yang saya maksud bukan hanya sekedar pelajaran di sekolah bisa juga tentang life skill, seni atau apapun. Bantu anak anda menemukan bakat dan minatnya untuk terus mau belajar.
- Keterampilan sosial
Kemampuan kognitif bukan satu-satunya penentu kesuksesan, perlu dibekali juga keterampilan sosial untuk masa depannya. Ajari anak sopan santun, berkata tolong dan terima kasih, mengantri, bertanggung jawab untuk tindakannya, bersikap tenang, ajak anak bergabung dalam beberapa kelompok atau organisasi agar ia dapat belajar bagaimana harus berkomunikasi, bersikap dan bekomentar didalamnya.
Nah, itulah beberapa hal dasar dan krusial yang perlu diterapkan, dijadikan pembiasaan agar anak mampu “survive” dikehidupannya nanti.