• Parenting

Stop Permissive Parenting! Ini Dampaknya pada Kesiapan Anak Hadapi Dunia Nyata

-

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Pernah nggak sih kamu merasa kasihan sama anak sendiri sampai akhirnya nggak tega ngasih aturan atau bilang “tidak”? Atau mungkin kamu pengen anakmu tumbuh bahagia, jadi kamu selalu ngasih apa yang mereka mau tanpa banyak nanya? Nah, hati-hati, nih. Pola asuh yang terlalu memanjakan anak, atau yang sering disebut permissive parenting, mungkin terlihat seperti bentuk kasih sayang, tapi ternyata bisa bikin anak nggak siap menghadapi tantangan hidup di dunia nyata. Kenapa? Yuk, simak penjelasannya!

Apa Itu Permissive Parenting?

Permissive parenting adalah gaya pengasuhan di mana orang tua cenderung nggak banyak ngasih aturan atau batasan ke anak. Orang tua tipe ini biasanya sangat responsif sama kebutuhan anak, tapi nggak banyak menuntut atau ngasih ekspektasi. Misalnya, anak dibolehin main game seharian tanpa batasan waktu, atau dibiarin nggak mau makan sayur karena orang tua nggak tega memaksa.

Sekilas, pola asuh ini terlihat baik karena orang tua terlihat sangat pengertian dan nggak mau bikin anak stres. Tapi, ternyata ada dampak negatif yang bisa muncul dalam jangka panjang.

Kenapa Permissive Parenting Bisa Berbahaya?

Meskipun tujuannya baik, permissive parenting bisa bikin anak nggak siap menghadapi dunia nyata. Ini dia beberapa alasannya:

1. Anak Nggak Belajar Tanggung Jawab

Ketika orang tua nggak ngasih aturan atau batasan, anak jadi nggak belajar tanggung jawab. Misalnya, anak dibiarin nggak mau membereskan mainan atau ngerjain PR karena orang tua nggak tega ngomelin. Akibatnya, anak bisa tumbuh jadi pribadi yang manja dan nggak mandiri.

2. Anak Kesulitan Mengatasi Frustrasi

Hidup nggak selalu berjalan sesuai keinginan kita, kan? Nah, anak yang terbiasa selalu dapet apa yang mereka mau bakal kesulitan menghadapi kenyataan pahit ini. Mereka nggak terbiasa menghadapi penolakan atau kegagalan, jadi ketika suatu hari mereka nggak dapet apa yang diinginkan, mereka bisa jadi mudah stres atau bahkan marah-marah.

3. Anak Kurang Disiplin

Tanpa aturan yang jelas, anak jadi nggak punya struktur dalam hidupnya. Mereka nggak belajar pentingnya disiplin, kayak bangun pagi, ngatur waktu, atau ngerjain tugas tepat waktu. Hal-hal ini penting banget buat persiapan mereka menghadapi dunia kerja atau kehidupan sosial di masa depan.

4. Anak Jadi Sulit Bersosialisasi

Di dunia nyata, nggak semua orang akan ngasih apa yang kita mau. Anak yang terbiasa dimanja bisa kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial, karena mereka nggak terbiasa menghargai kebutuhan atau perasaan orang lain. Mereka juga bisa dianggap egois atau nggak peduli sama orang lain.

Gimana Cara Menghindari Permissive Parenting?

Nah, kalau kamu mulai sadar bahwa kamu mungkin termasuk orang tua yang terlalu memanjakan anak, jangan panik! Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan buat menghindari dampak negatif dari permissive parenting:

1. Tetapkan Aturan yang Jelas 

Coba buat aturan sederhana yang bisa dipahami anak. Misalnya, batasi waktu main gadget atau wajibkan anak buat membereskan mainan setelah dipakai. Jelaskan kenapa aturan ini penting, dan konsisten dalam menerapkannya.

2. Ajarkan Tanggung Jawab

Beri anak tugas-tugas kecil yang sesuai sama usianya, kayak merapikan tempat tidur atau membantu menyiapkan meja makan. Ini bisa melatih kemandirian dan tanggung jawab mereka.

3. Jangan Takut Bilang “Tidak” 

Bilang “tidak” bukan berarti kamu nggak sayang sama anak. Justru, ini adalah cara buat mengajarkan anak bahwa nggak semua keinginan bisa dipenuhi. Jelaskan alasannya dengan baik, dan tawarkan alternatif yang bisa diterima.

4. Beri Pujian dan Dukungan

Ketika anak berhasil mengikuti aturan atau menunjukkan tanggung jawab, jangan lupa kasih pujian! Ini bisa bikin mereka merasa dihargai dan termotivasi buat terus melakukan hal yang baik.

5. Jadi Contoh yang Baik 

Anak-anak itu peniru ulung. Kalau kamu ingin anakmu disiplin dan bertanggung jawab, kamu juga harus menunjukkan sikap yang sama. Misalnya, jangan marah-marah kalau ada aturan yang nggak sesuai dengan keinginanmu.

Apa yang Terjadi Kalau Anak Dibesarkan dengan Batasan yang Sehat?

Anak yang dibesarkan dengan aturan dan batasan yang sehat cenderung lebih siap menghadapi dunia nyata. Mereka belajar menghargai proses, mengatasi frustrasi, dan bekerja sama dengan orang lain. Mereka juga lebih mandiri dan punya rasa tanggung jawab yang tinggi.

Contohnya, anak yang terbiasa mengerjakan tugas sekolah tepat waktu akan lebih mudah beradaptasi dengan deadline di dunia kerja. Atau, anak yang terbiasa berbagi dan menghargai orang lain akan lebih mudah menjalin hubungan sosial yang sehat.

Jadi, meskipun permissive parenting terlihat seperti bentuk kasih sayang, ternyata pola asuh ini bisa bikin anak nggak siap menghadapi tantangan hidup. Sebagai orang tua, kita perlu menyeimbangkan antara kasih sayang dan aturan. Dengan begitu, anak bisa tumbuh jadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi dunia nyata.

Yuk, mulai terapkan pola asuh yang lebih seimbang demi masa depan anak-anak kita! 😊 

- Advertisement -

Share this article

Recent posts

Popular categories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini